Perasaan bersalah muncul di hati rina, bagaimana tidak teman yang duduk tepat di depannya saat ujian ternyata tidak lulus. Di tengah kegirangan teman-temannya tak nampak wajah sumringahnya “ Andai saja anak itu mau menoleh ke belakang pasti akan aku beri tahu lembar jawabanku seperti halnya temanku yang lain. Jika sudah begini sesalku bukan main salah satu temanku tidak lulus dan aku tidak bisa membantunya. Teman macam apa aku ini. Ya Allah semoga dia bisa mendapatkan hikmah dari kejadian ini”, suara hati Rina sambil berfoto-foto dengan teman-teman dan gurunya.
Sesampainya di rumah Rina tambah merasa bingung. Dia merenungkan akan ke mana dia melanjutkan sekolah.“Bu Aku kan udah ketrima di SMA Favorit lewat jalur PMDK, tapi Aku pengennya ke SMK. Di SMK kan sudah berupa pendidikan khusus dan ada pelatihan kerjanya. Aku pengen lulus SMK bisa langsung kerja”, kata Rina pada Ibunya. Ibu Rina langsung menjawab,” Lha trus knapa Kamu dulu daftar ke SMA ? kamu itu sudah beruntung, dari banyak anak yang daftar PMDK melalui tes dan nilai rapot Kamu bisa lolos. Ibu tidak membatasi Kamu untuk lanjut ke situ. Semua tergantung Kamu inginnya ke mana. Coba Kamu telpon Bapakmu dulu !”. Saat Rina menelpon Bapaknya, jawabannya pun sama, semua tergantung pada Rina. Rina selalu memikirkan hal ini berhari-hari ketika teman-temannya sedang sibuk mendaftar ke berbagai sekolah lanjutan.
Rina menceritakan keluhannya pada sahabatnya benama Yanti. Yanti pun meyakinkan untuk ke SMA saja, “ Rin, udah deh kamu itu gak usah ragu mungkin ini uda takdir Kamu ke SMA N 1 Wilangan, dari SMP Kita aja Cuma sembilan orang yang ketrima. Kalau Kamu nyia-nyiain kesempatan ini kasihan temen-temen yang daftar tapi tidak keterima. Aku yakin Kamu bisa menyesuaikn diri di SMA. Selain itu setelah lulus SMA Kamu bisa melanjutkan kuliah. Kan ke depannya Kamu akan mendapat gelar pendidikan yang lebih tinggi dan pekerjaanmu akan lebih baik ketimbang yang lulusan SMK”. Rina menyahut, “Lha Aku kan Cuma coba-coba. Justru Aku pengen kerja setelah lulus SMK. Hemmzzz...jadi pusing, gimana nih Yant? Lha Kamu gimana, katanya daftar di SMA N 2 Wilangan. Uda ketrima lum?”.
“ Udah deh SMA aj biar sama ma Aku, yahhh walau beda SMA. Hehehehe.. Aku uda daftar dan sekarang masih menunggu kepastian. Karena pendaftar diperingkat berdasarkan nilai UAN. Doakan saja Aku tidak terbuang”, jawab Yanti.
“Yaaa.... say . Kamu memang sahabat Ku yang paling dewasa. Makasih ya selama ini Kamu banyak memberiku nasehat-nasehat. Yant.. ayuk Kita nonton untuk merayakan kelulusan Kita. Ada bioskop baru lho di Madiun.... kan uda lama Kita gak jalan-jalan bareng sejak persiapan UAN. Yahhhh...itung-itung refresh otak. Hehehehe......???”, oceh Rina.
”Jangan maen terus yang Kamu pikirin, Kita harus merayakannya dulu dengan ibadah pada Allah ucap Syukur Alhamdulillah. Uda sujud syukur belum??? Hayoooo .....”, sahut Yanti.
“ Ya udah donk say. Aku sangat bersyukur bisa lulus”, sanggah Rina.
“ Nah...itu baru bener sahabatKu.... Gini aja nontonnya setelah pengumuman kalau Aku bener-bener ketrima di SMA 2. ”
“ Shipppp....Aku tunggu dechhh....gak afdol kalo nonton gak sama Kamu.??”
“ Iya.... Rina sayang.... udah sana cepet pulang, ntar dicariin Ibu Mu lho...udah sore nihhh....”
“ Iya ... aku pulang dulu. Assalamu’alaikum”
“ Wa’alaikum salam. Hati-hati di jalan”
Satu minggu kemudian mereka berdua nonton bareng. Yanti sudah mendapat pengumuman bahwa dia keterima di SMA 2 Wilangan. Sedang Rina tetap akan masuk ke SMA 1 Wilangan walau dengan hati kurang puas. Setibanya di bioskop mereka memilih film produksi luar negeri yang berjudul “3 Idiot”. Mereka tidak suka film produksi dalam negeri, karena di daftar film saat itu hanya tersaji film-film horor yang berbau purno, banyak adegan-adegan seksi si pemain. Itu nampak pada gambar iklan film di bioskop.
Usai nonton mereka mampir membeli makan ke penjual di sekitar Alun-Alun Madiun. Sambil makan mereka asyik mengobrol mengenai film yang baru ditontonnya.“ Yant....Aku kagum banget ma ketiga tokoh utamanya. Mereka sangat pandai dan lucu. Selain itu, mereka bisa menyelesaikan semua rintangan persahabatan dengan baik. Mereka selalu bilang ‘ALL IS WELL’..ihhh seru banget’, oceh Rina.
“Iya bagus banget......ALL IS WELL”, sahut Yanti.
Tersadar waktu sudah menunjukkan jam 4 sore, mereka pun segera pulang. Mereka tak sabar untuk segera menerima pengarahan masa orientasi siswa ( biasa disebut ospek ) di SMA masing-masing kesokan harinya.
Hati Rina terasa berdebar saat menginjakkan kaki di sekolah barunya. Hatinya penuh rasa kepasrahan ,dia tidak yakin akan nyaman sekolah di situ. Langkah kakinya terus menelusuri jalan setapak menuju kelas pengarahan. Hari itu terasa begitu ramai bagi Rina. Hiruk pikuk terdengar di telinganya. Suara-suara yang saling berkenalan. Banyak teman-teman yang belum ia kenal. Namun Rina sedikit merasa tenang ada beberapa teman SMP nya dulu yang juga di situ. Seorang kakak kelas berpapan nama Rio masuk kelas dan menjelaskan barang apa saja yang harus dibawa siswa baru untuk ospek. Rina sedikit terkejut dengan apa yang harus dibawanya.
“ Untuk ospek hari pertama kalian harus membawa tali pramuka. Hari ke dua kresek besar warna merah,tali plastik, dan topi dari daun, jenis daun tidak di tentukan. Hari ke tiga kresek merah besar lagi, dan jarik atau kain batik.”, ujar Rio. “ Hemmmm.... suruh bawa kayak gitu kira-kira suruh ngpapain ya...???”, hati Rina ngoceh sendiri.
Hari pertama ospek Rina kebingungan. Sejak setelah Subuh dia heboh sendiri, sampai-sampai Ibu dan Kakaknya disuruh ngebantuin yang setrika lah, nyariin dasi dan topi, juga disuruh nyiapin sarapan. Sampai di sekolah Rina mengikuti upacara pembukaan, lagi-lagi hati Rina berdebar kencang. Dia tidak menyangka sudah menjadi siswa SMA.
Di kelas Rio muncul lagi dan menjelaskan beberapa ketentuan yang harus dipatuhi. Rio juga menjelaskan,”Setiap kelas akan diganti nama dengan nama suku-suku yang ada di Indonesia. Dan kelas kalian bernama Suku Dayak. Hari ini kalian akan diajak menelilingi ruang – ruang, mengenal apa saja yang ada di SMA N 1 Wilangan ini”. Rina semakin tertarik dengan ospek pertamanya. Rina yang ketika itu duduk paling depan dekat dengan Rio langsung menyahut,
” Kak lha tali pramukanya buat apa kak Rio?”
“ Ada dech....pokoknya seru deh ntar acaranya..”, ujar Rio dengan lirih di depan Rina.
Rina semakin penasaran dan merasa bersemangat untuk mengenal SMA itu. Saat Rio menjelaskan dari ruang satu ke ruang lainnya, pandangan Rina tak lepas sedikitpun untuk memperhatikannya. Rina terkagum-kagum, hati Rina berbicara,”Waww.... Kak Rio pinter banget ngejelasinnya. Cara bicaranya di depan umum dan sikapnya begitu sopan. Terlihat berwibawa... husssss knapa tiba-tiba Aku mikirin dia”. Selesai acara pengenalan ruang, para siswa baru diberi kesempatan istirahat.
“ Entah mengapa Aku tidak merasa capek ya... Padahal udah muter-muter sekolahan. Apa karna dia....”
“ Cieee...... Rina... lagi kesem-sem sama Kak Rio tuh.....”, ujar Arum teman baru Rina
“ Pa an sih Rum..... gak kok.... mungkin karena sekolah baru, jadi belum merasa bosan”,sambil tersipu malu.
Istirahat telah usai dan siswa baru dikumpulkan di pinggir-pinggir lapangan. “ Hemm ..ademnya. Seger banget udaranya”, gumam Rina.
“ Iya Rina, kita beruntung punya sekolah serindang ini. Kira-kira kita mau diapain ea di sini?”,ujar Arum di samping Rina sambil duduk di bawah pohon.
Terdengar suara dari salah satu Panitia yang menjelaskan bahwa acara selanjutnya adalah permainan menggunakan tali. Masing-masing kelas di bagi lagi menjadi 2 kelompok dan tak disangka Rio sebagai pemegang kelompok Rina. Hati Rina senang bukan main. Rina sangat menikmati permainan tali itu.
Di rumah Rina langsung bercerita pada kakaknya, “ Kak tadi ada cowok baik banget....... manis pula”.
“ Halah Kamu ini apa an sih, paling juga orangnya biasa. Gimana ospek mu? Menyenangkan tidak? Sejak pagi Kamu kan kurang bersemangat”, ujar kakak Rina.
“ Hemmm tentu menyenangkan mungkin karena ada Kak Rio.”
“ Siapa sih Rio sampai buat Kamu klepek-klepek kayak gitu. Sebelum benar-benar mengenal jangan terburu-buru mengambil keputusan. Belum tentu prasangka mu itu bener. Sana istirahat biar besok fit!” jelas Kakak Rina.
Paginya Rina sudah tidak terlalu menyibukkan Ibu dan kakaknya. Dia cepat-cepat mempersiapkannya sendiri. Setelah sarapan segera ia berangkat sekolah. Ternyata plastik besar digunakan untuk tempat sampah, para mahasiswa baru disuruh berkeliling sekolahan untuk memunguti sampah.
“ Rum,sekolah ini cukup bersih ya... tadi sampah Ku aja yang terkumpul cuma sedikit”, ujar Rina yang sedang beristirahat di kelas usai kegiatan bersih-bersih.
“ Iya Aku juga, tadi menyapu halaman belakang juga tidak banyak sampah plastik. Ya pantas saja sekolah ini mendapat predikat Adi Wiyata. Guru-gurunya juga baik-baik lho”, jelas Arum yang kelelahan sambil minum es teh.
Tak lama kemudian bel berbunyi dan acara terakhir di hari ke dua itu di mulai dengan pembekalan mengenai lingkungan kebersihan sekolah. Tidak hanya itu, ada kegiatan yang wajib dilakukan yaitu mencari tanda tangan para panitia. Para siswa baru langsung menyahutnya dengan keluhan begitu juga dengan Rina.” Ahhh...kakak kita kan uda capek... kakak panitia banyak jumlahnya. Lagi pula kita tidak hafal nama-nama kakak panitia....”, kesah Rina dan teman-teman barunya.
“ Tenang – tenang .... Kalian jangan ramai dong.... Ini sudah ketentuan”, suara Rio mencoba menenangkan siswa baru yang semakin ramai dengan ocehan – ocehan mengeluh.
Rina segera mendatangi Rio meminta tanda tangan yang pertama. Tiba – tiba hati Rina berdebar sangat kencang, tubuhnya seakan tak bisa bergerak, dan tatapannya menuju ke tangan Rio yang sedang menandatangani. “ Terima kasih Kak, tanda tangan Kakak bagus sekali”, puji Rina ke Rio.
“ Ahhh... enggak biasa aja tuh... bagus dari mananya. Semua orang juga bisa tanda tangan”, ujar Rio.
Di rumah lagi – lagi Rina menceritakan Rio kepada kakaknya. Bahkan sampai memamerkan tanda tangan Rio. Di kamar Rina memandangi tanda tangan sambil menelpon sahabatnya Yanti. “Yant.... Aku seneng banget hari ni, kalau kemarin Aku hanya mengobrol dengannya. Hari ini Aku punya tanda tangannya. Besok Aku mau minta foto bareng ahhhh.....”, oceh Rina.
“ Kamu tuh ngomong apaan sih Rin....??? Dia siapa? Tanda tangan siapa? Tiba – tiba langsung curhat. Ehem.....ehem... temen Ku lagi jatuh cinta..... suit – suit.....”, sahut Yanti.
“ Itu lho PJ ospek kelas Ku. Gak tau nihhh....Aku jatuh cinta... atau hanya kagum... atau hanya nge fans... yah.. Aku nikmatin aja perasaan ini... Namanya Kak Rio..” ujar Rina.
“ Siapa ? Siapa ? Siapa?....”, sela Yanti.
“ Rio...... ada apa sih.... kok kayaknya kenal...”, jawab Rina.
“ Emmmm enggak – enggak, Aku nggak kenal kok, eh Aku mau mandi dulu ea.... bye..... Assalamu’alaikum”, Yanti langsung menutup telponnya.Rina sedikit terheran, “Walaikumsalam..hemmm...Aku belum selesai curhat malah ditutup telponnya.”
Hari ke tiga ospek, Rina girang bukan main, karena dia menjadi pembawa bendera merah putih saat upacara penutupan masa orientasi siswa. Selesai upacara seluruh siswa baru dikumpulkan di Aula untuk mengikuti serangakaian acara. Salah satu acara yang menarik bagi Rina yaitu ketika presentasi berbagai ekstrakurikuler.
“ Rum..... Aku berminat dengan ekstrakurikuler Dewan Kerja Mushola dan Teater. Di DKM Kita bisa mendekatkan dengan agama dan dengan teater Aku ingin mencoba hal baru yang sepertinya mengasyikan, seperti bisa maen drama. Wahhh.... kebayang gak tuh... Aku pengeennnn banget. Apalagi ada Kak Rio di teater. Arum tau tidak, Aku gak nyangka bakal se seneng ini. Padahal Aku masuk sekolah ini agak kurang minat, namun takdir membawa Ku ke sini. Aku ketrima lewat jalur PMDK. Alhamdulillah.. Ibu dan sahabatku Yanti memang benar ini sudah takdirku.” Cerita Rina sambil mendengarkan presentasi ekstrakurikuler.
“ Iya Aku juga minat DKM dan teater... hemmm... damainya hatiku punya sahabaat baru sepertimu.. Kamu baik dan berbakat bisa masuk lewat jalur PMDK. Ehh.. btw ntar Kamu pulangnya montoran sendirian gak? Aku nebeng ya.. kebetulan bapak Ku tidak ntar tidak bisa jemput”, sambung Arum. “Iya nyantai aja ntar bareng Aku.. ehhh tapi sebelumnya Aku ada misi nihh...mau ngikutin Kak Rio bentar...Aku penasaran, kata temen –temen rumahnya deket tapi kok bawa motor ya... kan sepedahan uda bisa kayak temen Kita yang laen..”, sahut Rina.
Saat pulang Rina dan Arum segera membuntuti Rio. “Lohh, bukannya itu ke arah SMA 2. Tuh... tuh..tu.. liat dia ternyata jemput cewek. Wah.. siapa ya... cewek itu. Kok mesra banget ya..”, ucap Arum. Seketika air mata Rina keluar membasahi pipi. Arum mencoba menenangkan, “Uda Rin jangan sedih mungkin dia bukan ceweknya..”. Arum langsung berpindah posisi membonceng Rina karena Rina sedang sedih. Tak sengaja Yanti dari kejauhan menyaksikan Rina menangis lalu ia langsung berlari menghampiri Rina. Namun Rina menyuruh Arum untuk segera pergi dari situ.
Sampai di rumah Arum Rina menjelaskan,”Cewek itu sahabat terdekatku, Aku tidak menyangka dia tidak jujur padaku. Tapi Aku harus menerima kenyataan pahit ini. Orang pertama yang Aku cintai, ternyata mencintai sahabatku. Mengapa ini terjadi padaku. Sejak kelulusanku, Aku selalu di terpa dengan berbagai masalah yang mengusik hatiku. Aku tak tau sekarang harus bagaimana Rum... ?”. Arum langsung menghapus air mata Rina dan berkata, “Kamu jangan bersedih ya.. ini bukan salah Kamu dan juga bukan salah sahabatmu. Mungkin sahabatmu tidak jujur padamu karena tidak ingin menyakiti hatimu. Kamu yang tabah ya...”.
Tiba – tiba HP Rina berdering, namun Rina tidak mau mengangkat telepon dari Yanti itu. Arum berkata, “ Ayolah Rin...angkat telponnya.. Yanti itu sahabatmu. Masak gara – gara cowok, kamu marahan ma dia. Beri dia kesempatan menjelaskan kebenarannya. Lalu Rina menerima telpon Yanti,” Rina...sahabatku maafkan Aku tidak memberitahumu. Rio menyatakan cintanya sejak pengumuman kelulusan. Dia awalnya teman FBku. Aku belum sempat menceritakannya kepadamu. Kamu sudah cerita duluan tentang Rio. Aku bingung harus berkata apa. Kalau Kamu memang tidak suka hubunganku dengan Rio Aku akan putus dengan dia”.
“Yanti...Kamu tidak salah dan juga tidak perlu minta maaf. Justru Aku yang telah berburuk sangka padamu. Aku minta maaf, Kamu tidak perlu putus dengan Rio hanya karena Aku menyukainya dan dia mencintai Kamu. Seharusnya kalau memang Aku cinta dia Aku akan rela melihatnya bahagia denganmu. Mungkin ini saatnya Aku memahami kedewasaan. Aku sudah SMA dan sudah besar. Kamu memang sahabat sejatiku yang rela berkorban demi Aku. Aku sudah sangat bahagia memiliki sahabat seperti Kamu. Aku ingin Kamu bahagia dengan Rio. Aku kan tetap bisa berteman dengan Rio. Hadapi semua rintangan dengan ‘ALL IS WELL’ Kamu ingatkan...”, ungkap Rina sambil meneteskan air mata teharu.
“ Ya... Aku ingat Rin... ‘ALL IS WELL’ Kita akan bisa jalani ini semua”, sahut Yanti.
First Cerpen >>>$_^. . . |
Karya : Endah Kusumawati. Fisika 2A. 26 Mei 2011